Banten5|Serang, – Seorang Ibu Rahma (38) yang berprofesi sebagai buruh pabrik, guru madrasah sekaligus ibu rumah tangga dari 6 anak yang bertempat tinggal di kontrakan Bumi Agung Permai, Kota Serang. Ia menderita penyakit kanker payudara stadium 3 selama dua tahun.
Selama dua tahun lamanya, ia menahan sakit yang dideritanya, akan tetapi rasa sakit tersebut ditahanya demi keenam buah hatinya.
“Keenam anaknya, anak pertama laki-laki masih SMA, anak kedua perempuan masih SLTP, anak ketiga (5) tahun, anak keempat (4) tahun dan kelima (2) tahun serta terakhir balita (8) bulan,” kata Rahma saat ditemui di kontrakanya, Selasa.
Penyakitnya itu, lanjut Rahma, diketahui saat hamil anak keenam, saat periksa kandungan, dokter menyarankan untuk tidak mempertanahankan bayi yang ada dikandungnya, disebabkan akan beresiko pada kesehatan keduanya. Akan tetapi, ia lebih memilih melahirkan bayinya. Hingga usia bayi sekarang berumur 8 bulan, penyakit kankernya semakin ganas.
“Setiap hari rasa sakitnya semakin tidak bisa ditahan, hingga tidurpun tidak bisa. Namun pihak dari pabrik saat mengetahui penyakit saya, akhirnya memberi cuti sampai saya sembuh. Akan tetapi pengobatan tidak bisa sepenuhnya pakai bpjs dari pabrik,” keluhnya.
Akhirnya, Ia mencari uang untuk kebutuhan sehari-hari dan keenam anaknya dengan jualan cemilan dan masakan melalui online.
“Untungnya tidak banyak sih, satu hari paling dapat Rp20 ribu. Dengan itu, saya bersama anak-anak bisa makan dengan seadanya uang. Hanya saja seringnya makan pake kerupuk bahkan pernah makan terigu yang dimasak untuk ganjal anak-anak karena tidak adanya beras dan sayuran yang bisa dimasak,” tuturnya.
Rahma menyebut, hari-harinya dilalui sendiri tanpa bantuan siapapun, karena menurut rahma suaminya sudah tidak peduli lagi sama dirinya dan keenam anaknya. Bahkan selama 18 tahun selalu mendapatkan pukulan atau KDRT dari suaminya.
“Selama ini dilakukan sendiri, tidak bergantung sama orang termasuk keluarga, sadara bahkan suaminya. Suami saya tidak pernah ngasih nafkah, malahan semua barang-barang yang ada dirumah diambil dan dijual untuk main judi online. Makanya kedua anak yang sudah sekolah di SMA dan SLTP harus mengalami putus sekolah, karena tidak punya biaya,” sesalnya.
Rahma berharap, biaya pengobatan kankernya diringankan dan ingin melawan penyakit kanker hingga sembuh agar bisa merawat keenam anaknya yang beranjak dewasa.