Cara Buat Pelanggan “Rusuh” Membeli Lewat Strategi FOMO Marketing

Sudah lama melakukan promosi penawaranmu, tapi pembeli tak kunjung datang? Coba lakukan strategi ini!

Bayangkan, kamu sudah buat promo spesial.

Diskon besar sudah tersedia, tampilan visual produk sudah rapi, semua elemen penjualan terlihat menjanjikan.

Tapi… para calon pelanggan hanya mampir sebentar, melihat-lihat, dan lalu pergi tanpa lakukan transaksi.

Apa yang terjadi?

Masalahnya bisa jadi bukan ada di produkmu.

Pelanggan saat ini seringkali merasa kebingungan karena terlalu banyak pilihan yang tersedia di pasar.

Bahkan ketika mereka sudah merasa tertarik dengan penawaran kamu, karena hal ini, dorongan untuk segera melakukan pembelian bisa hilang karena tidak ada rasa mendesak.

Di sinilah strategi FOMO marketing bisa hadir sebagai solusi!

Apa Itu FOMO dan Mengapa Efektif untuk Marketing?

FOMO–singkatan dari Fear of Missing Out–adalah fenomena psikologis rasa takut ketinggalan sesuatu yang penting.

Dalam kehidupan sosial, ini bisa muncul ketika seseorang melihat temannya pergi ke konser, liburan, atau memiliki sesuatu yang tidak ia punya.

Dalam pemasaran, rasa FOMO bisa diubah menjadi sebuah taktik untuk mendorong pembelian cepat—bukan dengan cara memaksa, tapi dengan menciptakan kesan langka, terbatas, dan eksklusif.

Fenomena ini sendiri efektif karena, menurut Eventbrite, 69% milenial merasakan FOMO dalam konteks sosial.

Hal yang sama bisa terjadi saat mereka melihat sebuah promo terbatas atau diskon yang akan segera berakhir—mereka akan terdorong untuk bertindak cepat.

Cara Kerja FOMO Marketing

FOMO marketing bekerja dengan menciptakan rasa urgensi, memanfaatkan psikologi pelanggan yang takut kehilangan kesempatan.

Beberapa metode yang sering digunakan antara lain:

– Promo dengan batas waktu: “Diskon hanya berlaku hari ini!”

– Kuota terbatas: “Tersisa 5 slot.”

– Penawaran eksklusif: “Khusus untuk 100 pelanggan pertama.”

Data dari HubSpot menunjukkan bahwa penggunaan elemen FOMO seperti timer hitung mundur dapat meningkatkan penjualan hingga 9–20% di sektor e-commerce.

Artinya, FOMO marketing ini bukan hanya gimmick strategi, tapi terbukti bisa bekerja secara efektif.

Unsur yang Harus Ada dalam Strategi FOMO

Agar strategi ini tidak terkesan manipulatif, kamu perlu membangun FOMO dengan cara yang jujur dan bertanggung jawab.

Berikut beberapa komponen penting yang harus diperhatikan:

1. Deadline yang Masuk Akal

Jangan sembarangan membuat janji palsu seperti “hanya hari ini”, padahal penawaran masih berlaku besok.

Urgensi hanya akan efektif kalau pelanggan bisa melihat bahwa itu nyata.

2. Bukti Sosial yang Otentik

Tampilkan bahwa orang lain juga sedang mengambil tindakan.

Ini bisa dengan testimoni, jumlah pembeli terbaru, atau notifikasi real-time di website seperti: “Produk ini baru dibeli 2 menit yang lalu.”

3. Penawaran yang Tidak Bisa Diulang

Berikan penawaran yang benar-benar spesial, seperti bonus edisi terbatas, akses early bird, atau bundling unik.

Pastikan juga penawaran ini tidak tersedia di luar waktu yang dijanjikan.

4. Visual Pendukung yang Menarik

Gunakan elemen visual seperti badge “tersisa sedikit”, timer hitung mundur, atau warna mencolok seperti merah dan oranye untuk menekankan urgensi.

Elemen seperti ini secara psikologis akan mempercepat keputusan pelanggan.

(Jika belum punya sumber daya atau skill untuk merancang visual seperti ini, kamu bisa memanfaatkan jasa freelancer di Sribu!)

Hati-Hati, Jangan Bangun FOMO yang Palsu

Strategi ini bisa gagal total, atau bahkan berdampak buruk terhadap image brand, jika kamu menggunakannya secara berlebihan dan tidak jujur, misalnya seperti:

– Terus memperpanjang promo “hari terakhir” setiap minggu

– Mengklaim stok terbatas, padahal selalu tersedia

– Menampilkan notifikasi pembelian palsu

Pelanggan sekarang bersifat lebih kritis dan cepat kehilangan kepercayaan terhadap brand yang terlalu memaksakan kesan kelangkaan.

Kesimpulan

Pelanggan yang lambat mengambil keputusan bukan berarti tidak tertarik dengan penawaran Anda.

Mereka hanya butuh dorongan emosional dan logis untuk segera mengambil tindakan—dan FOMO marketing bisa memberikan alasan tersebut!

Namun, keberhasilan strategi ini bukan hanya soal kalimat seperti “terbatas” atau “hanya hari ini”.

Eksekusinya harus didukung dengan kejujuran, pengalaman pengguna yang baik, dan eksekusi visual yang meyakinkan.

Jika kamu ingin membangun strategi FOMO yang bekerja dengan efektif dan tidak terasa memaksa, Sribu bisa jadi partner terbaik kamu untuk membantu.

Mulai dari copywriter, desainer, hingga developer website—semua bisa membantu kamu menciptakan urgensi yang nyata dan meningkatkan konversi penjualan.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES