Growth Mindset vs Fixed Mindset: Mana yang Bisa Bantu Raih Kesuksesan?

Pernah merasa stuck, sedih, atau bahkan putus asa karena hidup seolah tidak bergerak maju? Sering kali, batasan itu bukan berasal dari keadaan luar, melainkan dari pola pikir yang kita miliki. Kabar baiknya, pola pikir itu bisa diubah.

Carol Dweck, seorang psikolog dari Stanford University, memperkenalkan dua konsep penting, fixed mindset dan growth mindset. Keduanya bisa menjadi penentu arah hidup kita. Pertanyaannya, mindset mana yang ingin kamu pilih untuk meraih kesuksesan?

Mengenal Fixed Mindset dan Growth Mindset

Fixed mindset adalah pola pikir yang percaya bahwa kemampuan, bakat, atau kecerdasan seseorang sifatnya tetap dan tidak bisa diubah. Orang dengan mindset ini cenderung merasa cukup dengan apa yang dimiliki, menolak belajar hal baru, dan sering menghindari tantangan. Akibatnya, perkembangan diri bisa terhambat.

Contoh sederhananya, ketika seseorang gagal dalam suatu hal, ia langsung berpikir: “Memang aku nggak berbakat di sini, lebih baik berhenti.” Akhirnya, kesempatan untuk bertumbuh hilang begitu saja.

Sebaliknya, growth mindset meyakini bahwa kemampuan bisa dikembangkan dengan usaha, waktu, dan pembelajaran. Orang dengan mindset ini terbuka terhadap kritik, berani mencoba hal baru, serta melihat kegagalan sebagai bagian dari proses belajar. Mereka sadar bahwa hasil tidak datang instan, melainkan melalui proses panjang yang penuh tantangan.

Bayangkan kamu mencoba belajar coding. Dengan growth mindset, kamu akan melihat error bukan sebagai tanda kegagalan, tetapi sebagai bahan belajar untuk memperbaiki skill. Dari situ, kemampuanmu perlahan berkembang.

Perbedaan Fixed Mindset dan Growth Mindset

1. Menanggapi Kritik

Fixed mindset: mudah tersinggung, menganggap kritik sebagai serangan personal.

Growth mindset: melihat kritik sebagai masukan untuk memperbaiki diri.

2. Menghadapi Kesulitan

Fixed mindset: cepat menyerah ketika gagal karena fokus pada hasil akhir.

Growth mindset: tetap berusaha, menjadikan kegagalan sebagai pengalaman berharga.

3. Mengambil Risiko

Fixed mindset: memilih zona nyaman, enggan mencoba hal baru.

Growth mindset: berani menghadapi tantangan meski ada kemungkinan gagal.

4. Fokus Utama

Fixed mindset: hanya mengejar hasil.

Growth mindset: menghargai proses, memahami bahwa perjalanan membentuk kualitas diri.

Cara Membangun Growth Mindset

1. Prioritaskan peningkatan diri daripada validasi orang lain

Jangan terlalu sibuk membuktikan diri hanya untuk terlihat “hebat” di mata orang lain. Fokuslah pada proses belajar dan kemajuan kecil yang kamu raih setiap hari.

2. Lihat tantangan sebagai peluang

Tantangan mungkin terasa menakutkan, tapi justru di situlah peluang untuk berkembang. Seperti kata pepatah, “You’ll never know if you never try.”

3. Fokus pada proses, bukan hasil semata

Gagal bukan berarti akhir dari segalanya. Jadikan kegagalan sebagai bagian dari pembelajaran. Dengan begitu, kamu bisa menemukan cara baru yang lebih efektif.

4. Terbuka menerima kritik

Jangan baper ketika mendapat kritik. Anggap itu sebagai “cermin” untuk melihat hal-hal yang mungkin terlewat, lalu gunakan sebagai bahan evaluasi.

Growth Mindset dalam Kehidupan Sehari-hari

Di era sekarang, growth mindset semakin relevan. Dunia bergerak cepat, teknologi terus berkembang, dan pekerjaan masa depan banyak yang belum ada hari ini. Kalau kita terpaku pada fixed mindset, bisa-bisa kita ketinggalan.

Contoh nyata: banyak anak muda yang dulu tidak percaya diri dengan dunia digital, kini justru sukses berbisnis online atau jadi content creator karena berani mencoba. Mereka tidak takut gagal, justru menjadikan kegagalan sebagai bahan belajar.

Begitu juga di dunia kerja. Perusahaan saat ini lebih menghargai karyawan yang punya kemauan belajar hal baru daripada yang hanya mengandalkan ijazah. Growth mindset membuat seseorang lebih adaptif, dan itu adalah modal penting untuk bertahan di era ketidakpastian.

Growth Mindset untuk Keuangan: Mulai dari Tabungan

Growth mindset tidak hanya berlaku di pendidikan atau karier, tapi juga dalam mengelola keuangan pribadi. Dengan mindset terbuka, kamu bisa belajar disiplin finansial, mencoba strategi baru, dan lebih siap menghadapi perubahan.

Salah satu langkah sederhana adalah menabung secara konsisten. Tabungan bukan sekadar “uang yang disisihkan”, tapi juga bentuk komitmen dan latihan disiplin. Kalau biasanya kamu menabung hanya ketika ada sisa, coba ubah mindset: utamakan menabung dulu baru membelanjakan sisanya.

Lebih baik lagi kalau kamu punya rekening tabungan khusus yang terpisah dari rekening utama. Ini akan membuatmu lebih mudah memantau progres tabungan, sekaligus mencegah uang cepat terpakai untuk kebutuhan sehari-hari.

Sekarang banyak pilihan tabungan yang ramah anak muda, termasuk tabungan digital seperti Tabungan NOW di neobank dari Bank Neo Commerce yang memberi keuntungan lebih dari sekadar menyimpan uang. Tabungan NOW menawarkan bunga kompetitif dan cair harian. Selain itu, tabungan ini juga termasuk tabungan tanpa biaya admin. Cara nabung di bank dengan layanan digital seperti neobank juga cukup mudah karena bisa langsung dari smartphone. 

Dengan begitu, growth mindset kamu juga ikut “terlatih” di bidang finansial: sabar, konsisten, dan terbuka pada cara-cara baru dalam menabung.

Download aplikasi neobank di PlayStore atau App Store dan buka tabungan tanpa biaya admin di Tabungan NOW sekarang. 

Cek info lebih lanjut dan terbaru di link Tabungan NOW.

***

PT Bank Neo Commerce Tbk berizin dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia (BI), serta merupakan bank peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Artikel ini juga tayang di VRITIMES