Cegah Tragedi Berulang, Kementerian PU Periksa Struktur Bangunan Dua Pesantren Besar di Jatim

Jombang, 10 Oktober 2025 – Pasca musibah yang terjadi di Pondok Pesantren Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya mulai melakukan pengecekan keandalan bangunan di dua pondok pesantren besar di Jawa Timur, yaitu Pondok Pesantren (Ponpes) Mamba’ul Ma’arif Denanyar di Jombang dan Ponpes Lirboyo di Kediri.

Menteri
Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, menyatakan dukungan penuhnya terhadap
langkah proaktif ini. Ia telah mengerahkan tim dari jajaran Direktorat Jenderal
Cipta Karya yang tersebar di seluruh Indonesia untuk memastikan proses
pengecekan berjalan cepat dan efisien.

“Tim
dari Direktorat Jenderal Cipta Karya tersebar di seluruh Indonesia, sehingga
harapannya kita bisa cepat pengecekannya,” ujar Menteri Dody.

Sebagai
tindak lanjut di lapangan, Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PU, Dewi
Chomistriana, pada Kamis (9/10/2025), langsung meninjau keandalan bangunan di
Ponpes Mamba’ul Ma’arif Denanyar dan Ponpes Lirboyo. Menurutnya, langkah ini
merupakan instruksi langsung dari Presiden.

“Ini
adalah instruksi dari Presiden yang disampaikan melalui Menteri Koordinator
Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) dan Menteri PU. Kami diminta untuk
melakukan pengecekan terhadap keandalan bangunan di sejumlah pondok pesantren,”
kata Dirjen Dewi.

Pengecekan
ini tidak hanya berfokus pada keandalan struktur bangunan utama, tetapi juga
memperhatikan aspek penambahan-penambahan bangunan yang ada di dalam kompleks
pondok pesantren.

Salah
satu lokasi yang ditinjau, Ponpes Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang, merupakan
lembaga pendidikan Islam yang berdiri sejak tahun 1917. Sebagai salah satu yang
tertua dan terbesar di Jombang, ponpes ini menampung total 4.500 santri, dengan
sekitar 2.500 di antaranya tinggal di asrama.

Di
Ponpes Mamba’ul Ma’arif, saat ini tengah dibangun fasilitas Sanitasi LPK yang
meliputi MCK 6 bilik, tempat wudu, tempat cuci tangan, area cuci bersama, satu
unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD), serta satu unit menara
air. Proyek yang dilaksanakan dengan metode swakelola tipe IV ini memiliki
anggaran sebesar Rp250 juta (dua ratus lima puluh juta rupiah) dan dijadwalkan
berlangsung sejak 1 Oktober hingga 30 Desember 2025.

Setelah
dari Jombang, Dirjen Dewi melanjutkan peninjauannya ke Ponpes Lirboyo yang
berlokasi di Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Pondok pesantren ini memiliki
skala yang lebih besar dengan jumlah santri mencapai sekitar 52.000 orang. Saat
ini, Ponpes Lirboyo sedang dalam proses konstruksi gedung madrasah putra
setinggi empat lantai, ruang serba guna, kamar mandi, serta ruang penginapan
santri.

Hasil
peninjauan di Ponpes Lirboyo menunjukkan bahwa perencanaan bangunannya sudah
baik. Namun, tim dari Kementerian PU memberikan beberapa catatan untuk
perbaikan. Untuk Ponpes Lirboyo Kediri, perencanaan bangunannya sudah baik
hanya ada beberapa yang perlu dilakukan perkuatan terutama perkuatan
dindingnya.

“Tadi
kami sudah memberikan sedikit rekomendasi kepada tukang yang sedang bekerja
agar meningkatkan kualitasnya,” ungkap Dirjen Dewi.

Lebih
jauh, Kementerian PU juga menyiapkan program jangka panjang. Ke depannya,
kementerian akan melatih para santri yang memiliki minat di bidang konstruksi.
Dengan pelatihan dan sertifikasi, kompetensi mereka akan terjamin sehingga
dapat secara legal membantu pekerjaan-pekerjaan di bidang konstruksi, termasuk
di lingkungan pesantren mereka sendiri.

Program kerja ini merupakan bagian dari “Setahun Bekerja, Bergerak –
Berdampak” dalam menjalankan ASTA CITA dari Presiden Prabowo Subianto.

#SigapMembangunNegeriUntukRakyat

#SetahunBerdampak

Artikel ini juga tayang di VRITIMES