Jakarta, 17 Desember 2025 – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) memastikan kesiapan infrastruktur konektivitas di Provinsi Sumatera Utara guna mendukung kelancaran arus lalu lintas pada masa libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Di Sumatera Utara, seluruh upaya Kementerian PU difokuskan pada percepatan pemulihan akses jalan dan jembatan pascabencana banjir dan tanah longsor. Berbagai perbaikan dilakukan demi menjamin mobilitas masyarakat tetap aman dan lancar, khususnya di wilayah-wilayah yang terdampak bencana.
Menteri PU,
Dody Hanggodo, menegaskan bahwa pemulihan konektivitas merupakan prioritas
utama pascabencana di wilayah Sumatera. “Kementerian PU terus berupaya keras
agar akses infrastruktur kembali fungsional secepat mungkin, mengingat peran
vital jalan dan jembatan sebagai urat nadi pergerakan masyarakat serta
distribusi logistik,” kata Menteri Dody.
Sebagai bentuk
kesiapsiagaan menghadapi Nataru 2025/2026 di Sumatera Utara, Kementerian PU
telah memobilisasi berbagai sumber daya. Sebanyak 85 petugas telah diterjunkan
untuk berjaga di posko-posko Nataru Kementerian PU. Kesiapan personel ini
didukung oleh 96 unit alat berat yang terdiri dari excavator, loader, bulldozer, backhoe loader, dump truck, hingga mini excavator. Selain itu, 6 unit alat pendukung serta 1.957 unit bahan
penanganan darurat, seperti agregat dan geobag, juga telah disiagakan untuk mengantisipasi kondisi mendesak di
lapangan.
Di sektor jalan
tol, Kementerian PU memastikan seluruh ruas tol di Sumatera Utara telah kembali
beroperasi normal. Ruas Tol Medan–Kualanamu–Tebing Tinggi, yang sebelumnya
menerapkan rekayasa lalu lintas contraflow sejak 4 Desember, ditargetkan beroperasi normal sepenuhnya mulai
16 Desember 2025.
Kondisi prima
juga dipastikan pada ruas tol utama lainnya, seperti Tol Medan–Binjai,
Medan–Pangkalan Brandan, Medan–Sinaksak, dan Tebing Tinggi–Kisaran. Semua ruas
tol ini dipastikan siap mendukung pergerakan masyarakat selama periode libur
Nataru.
Sementara itu,
penanganan intensif terus dilakukan pada infrastruktur jalan nasional dan
jembatan yang terdampak bencana di Sumatera Utara. Tercatat terdapat 194 titik
longsoran tebing, 27 titik jalan putus, 57 titik jalan amblas, 4 titik oprit
jembatan putus, serta 28 titik genangan banjir.
Seiring
perbaikan yang dilakukan, hingga 15 Desember 2025, progres perbaikan
menunjukkan capaian signifikan. Dari total kerusakan yang terdata, Kementerian
PU telah menangani 190 titik dari 194 titik longsoran tebing. Kementerian PU
juga telah melakukan perbaikan pada 12 titik jalan putus dan 55 titik jalan
amblas. Selain itu, akses pada empat titik oprit jembatan yang sempat putus
telah tersambung kembali, dan 28 titik genangan banjir dipastikan sudah surut.
Upaya teknis di
lapangan dilakukan secara bertahap namun cepat, mulai dari pembersihan material
longsor, pemasangan Jembatan Bailey, perbaikan jalan amblas menggunakan agregat
dan aspal, pemasangan bronjong, hingga pembangunan Dinding Penahan Tanah (DPT).
Beberapa titik perbaikan utama bahkan ditargetkan tuntas secepatnya.
Adapun tiga
koridor utama yang masih dalam penanganan intensif akibat amblasnya badan jalan
adalah ruas Tarutung–Sibolga, Sibolga–Batangtoru, dan Batangtoru–Singkuang.
Sementara itu, untuk Koridor Tarutung–Sipirok sepanjang 68 km, akses telah
kembali terhubung meskipun masih dilakukan penyempurnaan jalan sementara (detour)
di empat lokasi demi keselamatan pengguna.
Guna mendukung
konektivitas menuju Kota Sibolga selama masa perbaikan ini, masyarakat diimbau
untuk memanfaatkan sejumlah jalur alternatif. Pengguna jalan dapat melalui
Jalan Nasional rute Sidikalang–Subulussalam–Barus–Sibolga. Bagi kendaraan
kecil, tersedia opsi melalui Jalan Provinsi rute
Doloksanggul–Pakkat–Barus–Sibolga atau Jalan Kabupaten rute
Batangtoru–Sibabangun–Pinangsori–Sibolga.
Kepala Balai
Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Utara, Hardy Pangihutan
Siahaan, menegaskan bahwa kesiapan infrastruktur selama Nataru tetap terjaga.
Hardy memastikan bahwa meskipun ada jalur jalan yang berada di lokasi bencana,
kendaraan tetap dapat berjalan melalui jalur alternatif yang disiapkan.
“Untuk Nataru,
khususnya di lokasi bencana, transportasi tetap dapat dilakukan melalui jalan
alternatif. Di Sumatera Utara tidak ada kota atau kabupaten yang terisolasi,
seluruh wilayah masih bisa diakses karena tersedia jalur alternatif,” ujar
Hardy.
Kementerian PU
berkomitmen untuk terus mempercepat pemulihan infrastruktur sekaligus
memastikan konektivitas wilayah di Sumatera Utara tetap andal, sehingga
masyarakat dapat menjalani libur Natal dan Tahun Baru dengan nyaman, serta
aktivitas logistik dan perekonomian daerah tetap berjalan lancar.
Program kerja
ini merupakan bagian dari “Setahun Bekerja, Bergerak – Berdampak” dalam
menjalankan ASTA CITA dari Presiden Prabowo Subianto.
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat
#SetahunBerdampak
Artikel ini juga tayang di VRITIMES
