Kendalikan Banjir Jabodetabek, Kementerian PU Percepat Pembangunan Tanggul Ciliwung

Kendalikan Banjir Jabodetabek, Kementerian PU Percepat Pembangunan Tanggul Ciliwung

Bogor, 17 Desember 2025 – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus memperkuat komitmennya dalam upaya pengendalian banjir di wilayah Jabodetabek. Salah satu wujud nyatanya adalah dengan mempercepat pembangunan sistem tanggul Sungai Ciliwung yang dilaksanakan secara bertahap. Komitmen nyata ini merupakan kelanjutan dari cetak biru (Master Plan) pengendalian banjir yang telah digagas sejak tahun 1973 dan terus dimutakhirkan sesuai dinamika tata ruang perkotaan Jakarta.

Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, menegaskan bahwa
pembangunan tanggul Ciliwung merupakan infrastruktur strategis yang
pengerjaannya harus diakselerasi demi mengurangi risiko banjir di kawasan permukiman padat penduduk.

“Pengendalian banjir membutuhkan sistem yang bekerja menyeluruh.
Pembangunan tanggul Ciliwung menjadi prioritas agar masyarakat di sepanjang
sungai mendapatkan perlindungan yang lebih baik,” ujar Menteri Dody.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS)
Ciliwung–Cisadane, David Partonggo Oloan Marpaung, menjelaskan bahwa konstruksi
tanggul difokuskan pada titik-titik ruas prioritas yang memiliki kerentanan
tinggi terhadap luapan sungai.

Dalam paparan capaian pembangunan di Bendungan Ciawi, Bogor,
Kepala BBWS Ciliwung–Cisadane menjelaskan bahwa panjang keseluruhan tanggul
yang akan dikerjakan mencapai sekitar 33,69 km, dengan rincian 17,14 km sudah terbangun dalam periode
2013–2024 dan 200 m akan diselesaikan melalui pekerjaan lanjutan pada tahun
2025.

Selain capaian tersebut, BBWS Ciliwung-Cisadane juga menyiapkan
paket pekerjaan tanggul baru yang akan dilaksanakan pada periode 2026–2029,
mencakup beberapa kelurahan prioritas seperti Manggarai, Kampung Melayu, Bidara Cina, Kebon Baru, Pengadegan,
Rawajati, Pejaten Timur, hingga Tanjung Barat. Total panjang tanggul yang masuk
dalam rencana konstruksi lanjutan mencapai 16,55 km sesuai tabel perencanaan
yang telah disusun.

“Ruas-ruas ini berada di zona kritis yang selama ini sering
terdampak luapan. Dengan pembangunan tanggul permanen, risiko genangan dapat
ditekan secara signifikan,” jelas David.

Selain pembangunan fisik (structural), pengendalian banjir
Sungai Ciliwung juga diperkuat dengan pendekatan non-fisik (non-structural)
melalui sistem pemantauan modern. BBWS Ciliwung-Cisadane kini
mengoperasikan Command CenterPengendalian Banjir yang terintegrasi.
Fasilitas ini dilengkapi dengan CCTV pemantau kondisi sungai secara real-timedan Early
Warning System
 (Sistem Peringatan Dini). Teknologi ini berfungsi vital
untuk kesiapsiagaan darurat bencana.

“Melalui sistem peringatan dini, kami dapat memproyeksikan potensi
banjir, durasi genangan, hingga wilayah terdampak. Informasi ini menjadi dasar
pengambilan keputusan saat terjadi peningkatan debit di Ciliwung,” ungkap
David.

Melalui kombinasi percepatan infrastruktur tanggul dan
teknologi monitoring mutakhir ini, Kementerian PU memastikan
sistem pengendalian banjir di Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya berjalan lebih
efektif, adaptif, serta memberikan rasa aman bagi masyarakat.

 

Program kerja
ini merupakan bagian dari “Setahun Bekerja, Bergerak – Berdampak” dalam
menjalankan ASTA CITA dari Presiden Prabowo Subianto.

#SigapMembangunNegeriUntukRakyat

#SetahunBerdampak

Artikel ini juga tayang di VRITIMES