Aceh, 10 Desember 2025 – Kementerian PU melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I telah mengerahkan total 21unit alat berat untuk memulihkan kondisi sungai, tanggul, serta layanan dasar masyarakat yang terkait pascabencana banjir dan longsor di Provinsi Aceh. Pengerahan puluhan alat berat ini dilakukan karena banyak infrastruktur Sumber Daya Air (SDA) yang mengalami kerusakan parah. Berdasarkan data lapangan, Kementerian PU mencatat ada 36 titik tanggul jebol, 143 titik tanggul kritis, serta kerusakan pada jaringan irigasi di berbagai kabupaten.
Menteri PU, Dody Hanggodo, menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen
penuh untuk selalu hadir di setiap titik lokasi bencana guna meringankan beban
masyarakat. Ia menginstruksikan agar seluruh jajaran teknis bekerja tanpa henti
dalam masa tanggap darurat ini.
“Seluruh Balai Teknis Kementerian PU terus bergerak cepat membantu
masyarakat. Penanganan darurat pada tanggul, sungai, dan akses vital harus
dipastikan berjalan tanpa menunggu. Kita akan terus memperkuat dukungan alat
berat dan personel sampai kondisi kembali pulih,” ujar Menteri Dody.
Guna memastikan penanganan berjalan efektif, mobilisasi 21 alat
berat dilakukan secara paralel di kabupaten-kabupaten terdampak parah, yaitu:
Pidie Jaya, Aceh Utara, Aceh Barat, Aceh Tamiang, Aceh Tengah, Bireuen, dan
Aceh Tenggara.
Puluhan alat berat yang terdiri dari excavator, excavator
long arm, hingga wheel loader dioperasikan di
lokasi-lokasi yang mengalami kerusakan. Fokus utama pekerjaan di lapangan
mencakup pengalihan aliran sungai, pembersihan sedimen lumpur, perbaikan
tanggul darurat, serta pembukaan akses logistik untuk mempermudah proses
evakuasi.
Salah satu prioritas penanganan dengan eskalasi tinggi berada di
Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya. Di lokasi ini, tim BWS Sumatera I
bekerja nonstop sejak
akhir November untuk melanjutkan pengalihan aliran Sungai Manyang. Upaya ini
untuk mencegah limpasan air meluas kembali ke pemukiman warga.
Di Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen, tim BWS Sumatera I juga
terlibat dalam membersihkan infrastruktur Dayah (Lembaga Pendidikan Islam
Tradisional), serta membuka akses jalan inspeksi yang tertutup lumpur dan
material banjir.
Sementara itu, di Aceh Tamiang, pembersihan sedimen dilakukan di
ruas-ruas jalan utama kawasan Kuala Simpang untuk memulihkan aktivitas ekonomi
warga. Bersamaan dengan pengerjaan fisik, Satker Bendungan dan PPK Operasi dan
Pemeliharaan juga menyalurkan bantuan logistik berupa sembako, selimut, dan
kebutuhan pengungsi ke berbagai titik pengungsian.
Kementerian PU memastikan operasi tanggap darurat ini akan terus
berlanjut hingga seluruh kerusakan infrastruktur tertangani dan aktivitas
masyarakat kembali normal. Selain itu, koordinasi intensif dengan pemerintah
daerah, BPBD, serta TNI/Polri terus diperkuat guna menjamin distribusi alat
berat dan logistik berjalan efektif dan terukur.
Program kerja
ini merupakan bagian dari “Setahun Bekerja, Bergerak – Berdampak” dalam
menjalankan ASTA CITA dari Presiden Prabowo Subianto.
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat
Artikel ini juga tayang di VRITIMES
